Saya sangat suka masakan arab yang gurih ini. Nasinya lebih panjang dari nasi kita, dicampur bumbu khas dan daging kambing atau ayam yang bisa kita temukan di dalamnya. Setiap pagi kami membeli makanan semacam ini dengan harga 10 sampai 15 riyal. Kadang juga mencapai 20 riyal. Tapi porsinya besar, saya makan berdua dengan “cacak” ditemani hangat matahari pagi di tempat favorit kami di pelataran masjid nabawi, di sekitaran area yang terlihat kubah hijau. Karena saya suka mencoba sesuatu yang baru, saya berusaha menemukan restoran baru dengan citarasa dan harga yang baru, tapi tetap saja tempat makan favorit kami ya lesehan begini, menepi sambil melihat orang berlalu lalang. Tidak jarang kami disapa “dulur” Indonesia yang menjadi pekerja di sana, dan kami ngobrol sejenak. Membiarkan mereka membersamai kami, barangkali bisa menjadi pengobat rindu pada keluarga mereka di kampung halaman. #pelataranmasjidnabawi kala itu, senangnya masyaallah….
https://www.instagram.com/p/CLwqu2-hXWEDS825owl385_jdRzigOmYXkG2fg0/?igshid=oc5juvv8ykbq