Pagi di Pantai ParangTritis

Setiap pantai pasti punya keindahan dan khasnya sendiri. Tak terkecuali pantai parangtritis dengan pasir hitamnya yang “ngangeni”. Kami dengan warga madrasah tempat saya mengabdi langganan menikmati pagi di pantai ini setiap akhir tahun ajaran baru. Kadang sempat naik kereta kuda seharga sekitar 50 ribu atau berapa saya lupa harganya. Menyusuri pantai yang tak berujung bersama pak kusir yang sedang bekerja membuat kami merasa menjadi ratu satu jam.

Menyeruput kopi manis di bawah hangatnya mentari pagi dengan menikmati debur ombak adalah suatu kemewahan buatku. Hal seindah ini tidak akan sering sekali terjadi, maka layak kukatakan sebuah kemewahan. Kunikmati pemandangan di sekelilingku, terlihat geliat ekonomi yang tak kunjung padam di tempat wisata ini. Mulai dari karcis masuk, penginapan, kamar mandi, restoran, sewa payung, sewa tikar, sewa andong, sewa ATV, hingga pak lik bu lik kaki lima penjual kopi, gorengan, siomay atau pop ice. Tampaknya tempat wisata pantai Parangtritis ini membawa berkah buat semuanya.

Kutinggalkan kopiku menuju rombongan yang sedang bermain ombak. Keseruan yang tak ternilai harganya. Perpaduan antara waktu luang, uang saku, dan kesehatan yang berpadu mewujudkan sebuah liburan. Bayangkan andai salah satu dari ketiga hal ini tidak ada, maka momen indah ini tidak akan pernah terwujud.

Adakah yang lebih nikmat selain makan di waktu lapar? Usai lelah bermain ombak, kami pun makan siomay bersama.. Panasnya membuatnya terasa semakin nikmat. Mantaaap….

Diterbitkan oleh Graha Madina

Pemburu Rahmat Allah

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai