Senandung Tali Jiwo

Ternyata mencintai bukanlah cara untuk berbahagia. Mencintai tak lain cuma percobaan-percobaan kecil untuk melukai diri agar kelak tabah menghadapi luka-luka yang lebih besar, kekasih…

Banyak jalan menuju Roma. tapi setiap jalan menuju takdir. Saat dipamiti adik atau anak ke sekolah, kita menjelma sebagai kakak atau orang tua. Bertemu teman kuliah atau teman sejawat sekantor mendadak kita menjadi sohib atau saingan. Seper Nano detik yang lalu Kamu kekasihnya dan sekarang sudah menjadi mantannya.

Sudah berapa lama kau terjebak dengan beragam kesibukan yang tak habis-habis itu? Berhentilah berbusa-busa tentang kemerdekaan bila ternyata kau sendiri tak punya waktu luang. Padahal hanya di dalam waktu luang manusia bisa berpikir dan merenung tentang bagaimana seyogyanya mengisi kemerdekaan hidup.

Cinta tak pernah pergi. Cinta pasti pulang walau rutenya tak selalu ke rumah. Kadang kita berjalan ke arah lain dari rute tersebut dan menjadikan bangku-bangku taman sebagai rumah kita yang beratap langit, kekasih…

Aku bukannya menangis, kekasih. Aku cuma tak tahu pada harapan mana lagi air mata ini dapat kusimpan. Karena melupakanmu ternyata jauh lebih melelahkan daripada mengingatmu, kekasih…

#senandungtalijiwo #sujiwotejo #mbahtedjo

Diterbitkan oleh Graha Madina

Pemburu Rahmat Allah

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai