Kamu yang Memenuhi Seluruh Ruang Rinduku

Aku tulis surat ini karena alam terus mengingatkanku padamu walau kamu hadir dalam warna Sepia. Kamu terus datang dari waktu ke waktu sebagai udara yang telah menjadi nafasku. Kamu datang dari ruang ke ruang sebagai denyut bagi jantungku dan arus darah di nadiku. Seperti matahari, kamu terbit dari ufuk timur rinduku dan terbenam di cakrawala kenanganku. Demikianlah kamu ada bagi sisa usiaku ini.

Kini alamat rumahmu berada jauh di dalam kenangan, dan menyebut namamu adalah rute terdekat untuk mencapainya. Bila kamu bertanya apa dalil bahwa kamu benar-benar ada dalam seluruh Ingatanku, jawabannya adalah sebagai berikut:

Aku pergi ke laut tapi kedalamannya mengingatkanku pada sepasang matamu. Aku pergi ke gunung tapi julangnya mengingatkanku pada ketegaran senyummu. Aku pergi ke sungai tapi arusnya mengingatkanku pada linangan air matamu. Aku pergi ke cafe untuk minum kopi tapi kau tiba-tiba muncul dari kedalaman cangkirnya. Aku pergi ke hutan tetapi rimbanya mengingatkanku pada kelebatan alismu. Aku pergi ke taman tetapi bunga-bunga itu membawa aromamu ke hadapanku. Aku pergi ke perpustakaan Tetapi tiap membaca buku-buku di sana, yang ada hanyalah namamu.

Kekasih, aku menghargai perpisahan sama seperti aku menghargai Pertemuan singkat denganmu. Aku tau perpisahan tercipta agar kenangan mendapatkan haknya. Dan ciri utama kenangan tak lain agar kita pernah merasa ada. Aku menghargai kepergianmu karena nyatanya kepergian menjadi bagian dari cinta. Tapi ingatlah Bila ada sesuatu yang tak dapat aku patuhi, itu adalah melupakanmu. karena tentu saja kamu telah menjadi ukiran di atas batu dalam dadaku.

#lelakilangit

Diterbitkan oleh Graha Madina

Pemburu Rahmat Allah

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai