Fifteen Celcius

Menebar kebahagiaan adalah salah satu cara berbagi ketika kita tidak punya harta yang bisa bagikan

Udara dingin kota Batu berhembus pelan menembus tulang sum-sum. Dari ketinggian sebuah hotel kupandang kelap-kelip lampu yang tampak meramaikan dinginnya malam. Sejenak suasana syahdu menyapaku diantara beberapa pasangan yang sedang makan malam ditemani romantisnya lampu cafe. Fifteen Celcius tampaknya adalah nama yang cocok untuk tempat ini. Sangat sesuai dengan dinginnya sang bayu yang berembus menyapa pori-pori.

Mataku menembus kabut tipis yang tampaknya mencoba mengajakku bersahabat. Sebuah musik sendu mampir di telingaku. Until tonight I only dreamed about you. I can’t believe I ever breathed without you. Baby, you make me feel alive and brand new.” Kira-kira begini artinya. “Sampai malam ini aku hanya memimpikanmu. Aku tidak percaya aku bisa bernapas tanpamu. Sayang, kamu membuatku merasa hidup dan baru.”

Ah iya… Memang benar syair kebanyakan lagu sangatlah romantis. Kadang bertolak belakang dengan kehidupan asmara di dunia nyata. Setiap pasangan punya kebahagiaan dan tantangannya masing-masing. Setiap orang punya cara masing-masing untuk memahami kehidupan. Dan barangkali cara itu berbeda, kita harus menghormatinya. Seperti kami berdua yang berbeda cara, tapi kami sama-sama sedang mencari takdir kami.

Diterbitkan oleh Graha Madina

Pemburu Rahmat Allah

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai